Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz26ihIREG9

Pages

Minggu, 21 Oktober 2012

Vacations to Jakarta while studying the history

1. Kota Tua
 
Kota Tua, Jakarta adalah daerah warisan penjajahan Belanda yang dikenal sebagai Batavia pada abad ke 17. Di daerah Kota Tua Anda dapat melihat bangunan tua dengan gaya arsitektur dipengaruhi oleh gaya arsitektur Belanda atau Eropa, Cina dan bahkan beberapa dari mereka dengan perpaduan arsitektur Belanda dan Cina. Beberapa bangunan tua di kawasan Kota Tua sebagai museum ditempati oleh gubernur DKI Jakarta. Kota Tua adalah salah satu tempat yang sangat menarik atau daerah untuk mengunjungi saat Anda bepergian ke Jakarta karena itu sebuah pusat objek wisata sejarah di Jakarta.
  1. Monumen Nasional  
     
     Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus1961, dan diresmikan 12 Juli1975 oleh Presiden Republik IndonesiaSoeharto. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang. Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan) yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah penduduk pribumi Indonesia. Monumen Nasional, berdiri di tengah Lapangan Merdeka, taman pusat kota. Di dekat monumen nasional berdiri sebuah Mahabharata bertema Arjuna Wijaya (patung kereta dan air mancur). Jika Anda jalan ke selatannya lagi, melalui Jalan Thamrin yang merupakan jalan utama di Jakarta, Anda akan menemukan Patung “Selamat Datang” yang berwujud patung berdiri di air mancur di tengah bundaran Hotel Indonesia.
3.Stasiun Kota

Stasiun Jakarta Kota (Beos) terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta, dan itulah mengapa nama menjadi Stasiun Jakarta Kota. Pada waktu pemerintah Belanda, kawasan Kota Tua Jakarta dikenal sebagai Batavia. Saat itu Stasiun Jakarta Kota (Beos) akan digunakan untuk menghubungkan Kota Batavia dengan daerah lain dekat ke Batavia, seperti Bogor dan Bandung. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa Stasiun Jakarta Kota ini juga disebut sebagai Beos. BeOS adalah singkatan dari  Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (East Batavia Kereta Enterprise).

 4.Museum Nasional

 

Terletak di Jl. Merdeka Barat No. 12, Jakarta Pusat, Museum Nasional Indonesia juga diakui sebagai Museum Gajah. Ini disebut sebagai Museum Gajah karena ada patung gajah yang terbuat dari medali perunggu di taman depan museum. Patung adalah hibah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang mengunjungi museum pada tahun 1871. Di sekitar patung ada meriam yang posisi menghadap ke Monumen Nasional (Monas).

5.Masjid Istiqlal
 
 
Masjid Istiqlal ini adalah masjid yang terbesar di Asia Selatan dalam hal kapasitas untuk menampung orang dan struktur bangunan. Ini adalah masjid nasional Indonesia yang dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, sebagai rasa syukur bangsa untuk berkat-berkat Allah; kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu masjid nasional Indonesia bernama “Istiqlal”, sebuah kata bahasa Arab untuk “Kemerdekaan”.
6.Gereja Katedral Jakarta
Katedral Jakarta berlokasi di Jakarta Pusat dekat Lapangan Merdeka dan Istana Merdeka, berada tepat di depan Masjid Istiqlal. Setelah kedatangan VOC di 1619, gereja katolik dilarang di Hindia Timur dan hanya bertahan di Flores dan Timor. Belanda dikenal sebagai negara yang mendukung agama protestan dan berusaha untuk tidak ikut campur dalam bidang kegamaan. Selama Perang Napoleon, Belanda jatuh di bawah Kekaisaran Perancis, termasuk dimilikinya, koloni Hindia Belanda Timur. Pada tahun 1806 Napoleon Bonaparte mentahtakan adiknya Lodewijk (Louis Napoleon) sebagai raja Belanda. Sejak itu Gereja Katolik bebas untuk beroperasi di Hindia. Komisaris Jenderal Batavia 1825-1830 Du Bus de Gisigniesuntuk ditugaskan untuk membangun gereja Katolik pertama di Batavia.
Kediaman mantan Jenderal de Kock di daerah Weltevredeen direnovasi menjadi sebuah gereja. Monseigneur Prinsen memberkati dan meresmikan gereja di 6 November 1829 dan diberi nama “Bunda Maria Diangkat ke Surga“. Pada tahun 1859 gereja itu direnovasi, namun dalam 9 April 1890 gereja runtuh. Gereja ini adalah yang dibangun kembali sekitar 1891-1901. Pastor Antonius Dijkmans, SJ ditunjuk sebagai arsitek. Konstruksi dihentikan karena kekurangan dana. Gereja baru Uskup Mgr ES Luypen, SJ, mengangkat dana di Belanda dan arsitek MJ Hulswit melanjutkan konstruksi pada 1899. “De Kerk van Onze Lieve Vrowe sepuluh Hemelopneming - Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surgadiberkati dan diresmikan oleh Mgr Edmundus Sybrandus Luypen, SJ di 21 April 1901. Pada tahun 1988 dan 2002 gereja itu direnovasi.

0 komentar:

Posting Komentar